Komunikasi Sosial
Komunikasi Sosial
adalah suatu kegiatan dimana kita sebagai pendatang mencari info tentang daerah
sekitar dalam semua bidang mulai dari ekonomi , hingga koservasi , dalam
kegiatan ini diperlukan SDM yang bisa menempatkan posisi disegala bidang ,
Humanis , mudah bergaul ,tidak malu untuk bertanya berikut adalah hasil
Komunikasi Penulis dengan warga daerah sekitar Desa Sukamade , banyuwangi .
Hari/ Tanggal :
Kamis, 13 Februari 2013
Narasumber :
Bapak Moh Toyip
Umur :
50 Th
Status :
Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan :
Mandor Karet
Anak :
3 orang
Pendamping : Daud
Efendi
Gambaran singkat keluarga bapak Matoyep
Bapak
Matoyep adalah mantan kepala Dusun Sukamade selama 20 tahun jadi, untuk
pengalaman bapak ini pasti sudah sangat mengerti tentang nya, memiliki 3 orang
anak ,yang pertama kuliah di jember, yang kedua masih SD di SDN 2 Sarongan Dan
yang terakhir masih belum sekolah seumuran anak
Taman kanak kanak, dengan pekerjaan sebagai mandor dan istrinya
berjualan di rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
A.
Aspek Konservasi
Bapak
matoyep merupakan mantan kepala Dusun selama 20 tahun dan juga pernah manjadi
penjaga hutan dia daerah hutan Sukamade ini,
sedangkan untuk perusakan hutan yang marak saat ini adalah pencurian bambu yang
dilakukan oleh orang luar daerah dari Sukamade , dan lucu nya dari petugas PA
(Pelindung Alam) sendiri cenderunng membiarkan dari tindakan pencurian bambu
yang dilakukan setiap hari , dan mereka pun dalam pencurian ini membawa nya
secara terang-terangan karna mereka lakukan pada siang hari dan melewati
jalan-jalan umum bahkan juga melewati pos-pos pemantauan tetapi oleh petugas
penjaga pos itu cenderung dibiarkan tanpa ada tindakan lebih lanjut .
Tetapi
jika penduduk warga yang mengambil bambu , untuk digunakan menjadi atap yang
hanya setahun sekali tapi mengapa warga desa yang langsung di tindak dimintai
surat pernyataan yang dilegalisasi oleh kantor desa dan polsek setempat . ini
lah yang membuat warga desa sukamade tidak suka petugas resort setempat (PA) .
petugas dirasa pilih kasih terhadap warga desa dan pencuri sebenarnya yang
berasal dari luar desa sukamade
B.
Aspek ekonomi
Ekonomi dari bapak Matoyep sudah cukup ,
meskipun dari penghasilan nya hanya Rp 31.000 perhari pak Matoyep ini masih
mampu untuk membiayai anak nya yang telah berkuliah di salah satu perguruan
tinggi di jember, itu semua dapat terwujud karena selain bekerja sebagai mandor
karet di PTPN pak Matoyep juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu memiliki toko
kebutuhan barang sehari-hari , tak hanya itu bapak matoyep merupakan orang yang
supel , dia juga berternak sapi, mengingat bahan makanan untuk sapi di dusun Sukamade
sangat memenuhi atau mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan sapi.
Sebagian
besar penduduk Sukamade adalah pekerja di perkebunan , itulah mengapa meskipun
mereka mampu untuk membangun rumah mereka tidak serta merta , membangun rumah
di karenakan tanah yang mereka tempati adalah tanah milik perkebunan jadi ,
warga Sukamade sudah mengeri dengan sendiri nya bahwa suatu saat nanti pasti
tanah milik perkebunan ini akan diambil kembali oleh PTPN, solusinya penduduk
Sukamade membeli tanah di daerah lain , yang bukan bagian dari perkebunan untuk
suatu saat nanti jika dibutuhkan dijadikan tempat tinggal sebenarnya.
C.
Aspek Pendidikan
“Pendidikan
adalah mata uang yang berguna dimana-mana” mungkin pepatah diatas lah yang
membuat bapak Matoyep sangat berambisi untuk menuntaskan pendidikan anak anak
nya sehingga meskipun dalam ketercukupan ,buktinya bapak tiga anak ini
merelakan pertamanya ,perempuan pula untuk tinggal jauh dari rumah demi
menuntaskan pendidikan tak bisa dipungkiri meskipun latar belakang pendidikan
Bapak Matoyep hanya lulusan SD dia mengerti untuk menjawab tantangan zaman
diperlukan sebuah pendidikan yang matang.
Sedangkan
perkembangan pendidikan di dusun Sukamade sudah mulai bangkit dan hidup ini
ditunjukan dengan adanya sekolahan SD,SMP,SMA meskipun hany satu atap tetapi
ini sudah sangat membantu anak-anak Sukamade. Karna sebelum adanya sekolahan
SMP, dan SMA anak-anak penuh ambisi ini harus turun gunung setiap hari guna
mendapatkan pengajaran.
D.
Aspek Kebudayaan
Tak
banyak yang saya dapatkan dari kebudayaan di daerah Sukamade ini karena
kebanyakan penduduknya adalah suku Madura dan Jawa sehingga kebudayaan yang sering
muncul sama dengan kebudayaan orang jember pada umum nya seperti , selamatan
pada hari-hari besar, khitanan ,
Walima`an (pernikahan) dan untuk orang yang telah meninggal juga di doakan selama tujuh hari atau yang sering disebut
tahlilan yang diteruskan dengan
40 harinya , nyatos (peringatan 100 hari ) dan nahun (peringatan 1
tahun) yang dilakukan setiap tahun .
Biasanya
saat ada warga yang memiliki hajat ataupun kerepotan pasti dengan sendirinya
setiap warga akan saling membantu tanpa pamrih , tanpa imbalan , sehingga ke-Gotong royongan di desa Sukamade
sangat erat. Ini menunjukan dalam suatu keterisoliran kita perlu membangun
jaringan sebesar dan sekuat mungkin untuk saling melengkapi.
E.
Aspek Kesehatan
Kesehatan
keluarga ini sudah sangat memenuhi karna apa, karna semua kesehatan ataupun
biaya pengobatan jika salah satu keluarga ada yang jatuh sakit maka sepenuhnya
akan ditanggung oleh perusahaan tempat dimana bapak Matoyep bekerja yaitu PTPN
,meskipun anak nya yang berada di jember pun jatuh sakit, biaya pengobatan pun
akan di bebankan kepada perusahaan selama mengobati nya di rumah sakit milik
pemerintah.
Sedangkan
untuk fasilitas kesehatan di dusun ini sebenarnya masih kurang , dalam suatu
dusun dengan sekitar 1500 jiwa ini hanya terdapat satu mantri saja, untung nya
seoranga mantri ini sudah sangan multifungsi , jadi semua urusan kesehatan bisa
dilakukan mulai dari orang sakit kecelakaan hingga melahirkan .
F.
Aspek Keamanan
Desa
ini aman dari pencurian barang-barang penduduk karena memang aksesmasuk untuk
ke desa ini melwati beberapa Pos penjagaan dan memang hanyaitu jalan yang bisa
dilalui sehingga jika ada seorang pencuri masuk dan ada warga yang kehilangan
langsung menghubungi pos penjagaan pasti ketemu itu pencuri nya. Untuk masalah
antar warga pernah terjadi itupun tidak sampai memakan korban karna semua warga
merasa dalam satu desa ini satu nasib dalam keterisoliran dari dunia luar
sehingga mereka akan punya rasa saling memiliki dan melindungi
Tetapi
lain hal nya bagian dari Taman Nasional sering sekali dan hampir setiap hari
terjadi pencurian pohon bambu dan telor penyu, itu dikarenakan minim nya
petugas yang berjaga di lapangan dengan wilayah yang luas sehingga tidak bisa
koordinir dari seluruh kawasan TNMB ini.
G.
Aspek Keagamaan
Dusun
Sukamade ini terdiri dari 2 agama dengan mayoritas ber agama Islam dan Kristen
dari seluruh warga yang ada di dusun Sukamade ini hanya ada 1-5 oranga yang
beragama Kristen , tetapi semua hidup rukun meskipun minoritas tak pernah
terjadi kecemburuan sosial ataupun sengketamasalah agama. Dapat disimpulakan
Toleransi keagamaan di dusun Sukamade sudah sangat memenuhi dan pantas diacungi
jempol.
Sekian
Liputan dari saya kali ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar